Memahami Model Pembelajaran Mastery Learning – Model pembelajaran Mastery Learning merupakan pendekatan yang dirancang untuk menjamin bahwa setiap siswa dapat mencapai tingkat penguasaan yang maksimal dalam suatu materi sebelum beralih ke materi selanjutnya. Konsep ini berdasarkan dari pemikiran bahwa setiap individu memiliki potensi untuk belajar dan mengerti materi, asalkan mereka diberi kesempatan dan bantuan yang cukup. Artikel ini akan mengupas konsep dasar, prinsip-prinsip, dan cara penerapan Model Pembelajaran Mastery Learning dalam pendidikan.
Konsep Dasar Mastery Learning
Mastery Learning diciptakan oleh seorang pakar pendidikan pada tahun 60-an. Bloom percaya bahwa siswa dapat mencapai penguasaan penuh terhadap suatu materi jika mereka diberi kesempatan untuk belajar dan berlatih kembali tanpa batasan waktu. Dalam pendekatan ini, siswa diharapkan untuk memahami konsep-konsep dasar sebelum berpindah ke tingkat yang lebih kompleks.
Dalam konteks ini, “penguasaan” merujuk pada kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi yang berbeda. Model ini menekankan bahwa kesuksesan dalam pembelajaran tidak hanya diukur oleh kemampuan awal siswa, tetapi juga oleh waktu yang mereka habiskan untuk mempelajari dan standar instruksi yang diterima.
Prinsip-Prinsip Mastery Learning
1. Kecepatan Belajar yang Berbeda
Setiap siswa memiliki kecepatan belajar yang unik. Mastery Learning mengakui perbedaan ini dan memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk mempelajari sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.
2. Keterlibatan Aktif Siswa
Siswa didorong untuk terlibat dalam proses belajar. Mereka tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga ikut serta dalam kegiatan yang memfasilitasi pemahaman mereka terhadap materi.
3. Umpan Balik yang Konsisten
Umpan balik yang berguna dan teratur sangat penting dalam Mastery Learning. Siswa perlu memahami seberapa baik mereka menguasai materi dan area mana yang perlu ditingkatkan.
4. Pengulangan dan Praktik
Mastery Learning memberikan kesempatan siswa untuk mengulang materi yang belum mereka kuasai. Dengan cara ini, siswa memiliki kesempatan untuk belajar kembali dan memperdalam pemahaman mereka.
5. Penilaian Formatif
Penilaian dalam Model Pembelajaran ini lebih bersifat formatif. Ini berarti penilaian dilakukan secara kontinu untuk membantu siswa mengetahui kemajuan mereka dan area yang perlu diperbaiki.
Implementasi Mastery Learning
Untuk mengimplementasikan Model Pembelajaran Mastery Learning, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti oleh pendidik:
1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran: Tentukan tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur untuk setiap topik atau materi yang akan diajarkan. Pastikan bahwa tujuan ini dapat dicapai oleh semua siswa.
2. Rencanakan Strategi Pengajaran: Rencanakan strategi pengajaran yang bervariasi untuk mendukung berbagai gaya belajar siswa. Gunakan berbagai metode, seperti perbincangan, proyek, dan pembelajaran berbasis masalah.
3. Beri Waktu yang Cukup: Berikan siswa waktu yang memadai untuk mempelajari dan berlatih sebelum penilaian dilakukan. Pastikan mereka memiliki kesempatan untuk belajar kembali materi yang belum dikuasai.
4. Berikan Umpan Balik: Berikan umpan balik yang konstruktif setelah penilaian. Bantu siswa untuk memahami kesalahan mereka dan berikan masukan untuk perbaikan.
5. Lakukan Penilaian Ulang: Siswa yang belum mencapai penguasaan dapat diberikan kesempatan untuk mengikuti penilaian ulang setelah mereka mempelajari materi yang belum dikuasai.
6. Gunakan Teknologi: Manfaatkan teknologi pendidikan, seperti platform e-learning, untuk menyediakan materi tambahan dan latihan bagi siswa. Ini juga dapat memudahkan siswa belajar secara mandiri.
Kelebihan dan Tantangan Mastery Learning
Kelebihan
– Meningkatkan Pemahaman: Model ini berkontribusi siswa untuk benar-benar memahami materi sebelum berpindah ke tingkat berikutnya, sehingga memperkuat kemampuan mereka untuk menggunakan pengetahuan.
– Mendorong Kemandirian: Siswa belajar untuk mengelola waktu dan proses belajar mereka sendiri, yang dapat mengembangkan kemandirian dalam belajar.
– Meningkatkan Motivasi: Dengan kesempatan dan peluang untuk memperbaiki, siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar dan menguasai materi.
Tantangan
– Waktu yang Diperlukan: Proses pembelajaran yang lebih lama mungkin tidak cocok dengan kurikulum yang padat dan waktu yang singkat.
– Penerapan di Kelas Besar: Implementasi Mastery Learning di kelas besar bisa menjadi tantangan, karena sulit untuk memberikan fokus individual kepada setiap siswa.
– Kesiapan Guru: Tidak semua guru mungkin mampu untuk menerapkan pendekatan ini, dan mereka memerlukan pendidikan serta bantuan yang cukup.
Kesimpulan
Model Pembelajaran Mastery Learning memberikan pendekatan yang ampuh untuk memastikan bahwa setiap siswa dapat menguasai materi pembelajaran. Dengan penekanan pada penguasaan konsep, umpan balik yang konstruktif, dan kesempatan untuk belajar dengan ritme masing-masing, model ini dapat memperbaiki hasil belajar siswa. Meskipun ada hambatan dalam implementasinya, penggunaan prinsip-prinsip Mastery Learning dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan menyokong.
Sumber: Padamu Net – Konsep Model Pembelajaran Mastery Learning yang Terstruktur